Hari
yang dinanti pun tiba. Hari saatnya berangkat ke Hogwarts. Lily bertemu lagi
dengan Severus di Stasiun King’s Cross, dan memasuki peron sembilan tiga
perempat bersama. Sebenar-nya, Lily ingin sekali menemui anak laki-laki yang
ditemuinya di Diagon Alley beberapa hari yang lalu. Tetapi, sampai kereta api berwarna
merah tua itu sudah bergerak sejak lima menit yang lalu, dia sama sekali tak
melihat anak laki-laki itu. Lily dan Severus memutuskan untuk mengambil
kompartemen yang sama.
“Tuney
masih tidak suka aku berangkat, Severus,” kata Lily, nampaknya meneteskan air
mata. “Kau tak perlu bersedih! Kita sekarang berangkat ke Hogwarts! Bukankah
itu yang kau tunggu?” tanya Severus bersemangat. “Ya, kau benar,” kata Lily
pelan, tak sepenuhnya bersemangat. “Kau sebaiknya di Slytherin,” kata Severus
tiba-tiba. “Slytherin? Apakah itu asrama yang terbaik?” tanya Lily. “Entahlah,
Ibuku dulu di Slytherin,” jawab Severus.
Tanpa
mereka sadari, ada dua anak laki-laki lain yang berdiri di luar kompartemen.
Mereka tiba-tiba masuk dan duduk. “Slytherin? Kalau aku lebih baik keluar
daripada masuk Slytherin. Iya, kan, Sirius?” tanya salah satu dari mereka, yang
jangkung, berambut hitam berantakan dan mencuat di bagian belakang, tapi
tampan, kepada yang lain yang agak lebih pendek, berambut hitam bergelombang,
yang juga tampan. Lily sepertinya pernah melihat salah satu dari mereka.
“Seluruh
keluargaku di Slytherin, James,” jawab anak laki-laki yang bernama Sirius. “Oh,
aku lupa, Sirius,” jawab James, tapi tampak tidak merasa bersalah. “Tapi aku
pasti akan merubah tradisi ini! Di mana kau ingin ditempatkan, kalau kau bisa
memilih, James?” tanya Sirius bersemangat. “Gryffindor, tentu saja. Tempat
berkumpulnya mereka yang berjiwa berani dan gagah perkasa, kata Dad. Kedua
orang tuaku dari sana,” jawab James bersemangat. “Yah, kalau kau lebih suka
berotot daripada berotak,” bantah Severus tiba-tiba. “Lalu di mana kau akan
ditempatkan kalau kau tidak keduanya, Snivellus?” tanya Sirius, menoleh
padanya. Lily tampak tak suka dengan keadaan itu. “Ayo kita cari kompartemen
lain, Severus,” kata Lily, lalu dia dan Severus bergegas meninggalkan komparte-men.
“Ooo..,” kata James, meniru suara angkuh Lily dengan baik. Lalu dua anak
laki-laki lain memasuki kompartemen itu. Yang satu agak gemuk, rambutnya coklat
kehitaman, bernama Remus John Lupin. Yang lainnya, gemuk dan pendek, rambutnya coklat
keabuan sewarna bulu tikus, bernama Peter Pettigrew.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar